Minggu 8

 

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan dengan tema “Komunitas Ideal”.

Sueneng rasanya dapat tema ini. Why? Karena sampai detik ini saya lagi jatuh cinta pada suatu komunitas. Komunitas ini berisi ibu-ibu yang punya visi misi dakwah di masyarakat. Komunitas itu adalah SALIMAH (Persaudaraan Muslimah). Kebetulan saya berkecimpung di dalam barisan salah satu pengurus Pimpinan Daerah Jombang.salimah logo

Salimah memiliki visi menjadi ormas muslimah yang dinamis dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, keluarga dan anak Indonesia. Continue reading

Minggu 7 lagi

Aku Mengenalmu Anging Mammiri.

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam dengan tema “Seandainya Saya Tidak Ngeblog”.

Selang beberapa minggu suami mengetahui saya jatuh cinta dengan blog, suami akhirnya membelikan saya laptop plus modemnya sebagai penunjang kegiatan saya. Makin TOP deh suami saya… Saya makin leluasa online dan asyik dengan blog saya.blog

Makin sering  saya online, saya makin tahu banyak dunia maya. Dimana memberikan banyak informasi-informasi yang saya butuhkan dalam menunjang hoby saya menulis. Salah satunya, ketika saya ngeblog saya berkenalan dengan kursus menulis online yang saat itu (2009) mulai banyak peminatnya. Continue reading

Minggu 7

 Rumah Keduaku.

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam dengan tema “Seandainya Saya Tidak Ngeblog”.

Kegemaran saya berinteraksi dengan internet berawal dari suami tercinta yang kebetulan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak pada penyedia layanan internet. Suami sebagai IT Support kala itu mendapatkan fasilitas kantornya berupa laptop dan modem yang langsung terhubung dengan kantornya. Jadi ketika pulang ke rumah, itulah waktu terbaik saya untuk meminjam fasilitas itu tanpa mengurangi jatah pekerjaan suami. Free untuk saya selagi suami takada pekerjaan yang harus diselesaikannya.

Dari suami pulalah, saya banyak mengenal dunia internet.  Sebelumnya saya hanya punya email karena dipergunakan untuk mengirim tugas-tugas ke dosen saya. Tapi sejak suami bekerja di perusahaan itu, saya jadi melek internet. Saya dikenalkan dengan berbagai jejaring sosial seperti : friendster (masih ingat dan teman-teman punya akun tersebut?). Belum lama friendster terkenal, muncul facebook. Saya yang awalnya taktahu facebook, akhirnya dikenalkan dan lama-lama menjadi media saya dalam mencari teman (terutama teman-teman lama). Kisah perkenalan saya dengan facebook saya tuangkan ke dalam tulisan yang Alhamdulillah akhirnya masuk ke buku antologi bersama teman-teman lainnya. Ini dia bukunya… Continue reading

Minggu 6

Guruku Dulu dan Sekarang

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam dengan tema “Dua Sisi”.

Dua sisi, tema yang membuat saya lumayan memeras otak untuk mengurai ide. Tapi akan saya coba urai ide ini agar menjadi tulisan yang apik menurut saya.

Saya akan bercerita tentang dua sisi bagaimana seorang guru mengajar (kebetulan profesi yang sedang saya jalani saat ini dan sedikit lebih tahu ilmu psikologi pendidikan). Sisi yang pertama cara mengajar anak didik seperti jaman dahulu kala. Guru mengajar secara berceramah, menulis di papan, dan anak-anak mendengarkan dan menulisnya di buku tulisnya. Guru bersikap otoriter, berkuasa, dan selalu benar.

guru

Masih ingatkah teman-teman dahulu ketika kita masih duduk di Sekolah Dasar dan SMP sekitar tahun 90-an? Bagaimana menurut teman-teman, apakah pelajaran yang diajarkan guru-guru kita saat itu sampai sekarang masih membekas dalam benak kita? Apa yang paling teman-teman ingat kala itu? Continue reading

Cinta Pertamaku untuk yang lain

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima dengan tema “Cinta Pertama”.

Love_001Getaran cinta itu berawal saat saya usai ujian Tugas Akhir di Politeknik Negeri Malang. Beberapa teman telah mendapatkan tambatan hatinya. Namun saya dan beberapa teman yang lain masih “single” kala itu. Saya mulai cemas, selepas wisuda itu akankah saya juga mendapatkan tambatan hati saya. Tambatan hati yang benar-benar saya mencintainya. Saya benar-benar kebingungan saat itu. Saya sudah berupaya melamar ke beberapa tambatan hati. Mencari info kemana-mana, tapi belum juga “kecantol”.

“Hah, seorang perempuan mencoba melamar tambatan hati? Apa tidak terbalik, biasanya seorang laki-laki yang datang untuk melamar seorang gadis”.

Continue reading